Rabu, 23 November 2016

SEJARAH MALANG KOTA




Kota Malang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa TimurIndonesia. Kota ini terletak 90 km sebelah selatan Surabaya dan merupakan kota terbesar di kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, serta merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia menurut jumlah penduduk. Selain itu, Malang juga merupakan kota terbesar kedua di wilayah Pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung. Kota Malang berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, dan seluruh wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Malang. Luas wilayah kota Malang adalah 252,10 km2. Bersama dengan Kota Batu dan Kabupaten Malang, Kota Malang merupakan bagian dari kesatuan wilayah yang dikenal dengan Malang Raya (Wilayah Metropolitan Malang). Wilayah Malang Raya yang berpenduduk sekitar 4 juta jiwa, adalah kawasan metropolitan terbesar kedua di Jawa Timur setelah Gerbangkertosusila. Kawasan Malang Raya dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia.
Malang dikenal sebagai salah satu kota tujuan pendidikan terkemuka di Indonesia karena banyak universitas dan politeknik negeri maupun swasta yang terkenal hingga seluruh Indonesia dan menjadi salah satu tujuan pendidikan berada di kota ini, beberapa di antaranya yang paling terkenal adalah Universitas BrawijayaUniversitas Negeri MalangUIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan Universitas Muhammadiyah Malang.
Sebutan lain kota ini adalah kota bunga, dikarenakan pada zaman dahulu Malang dinilai sangat indah dan cantik dengan banyak pohon-pohon dan bunga yang berkembang dan tumbuh dengan indah dan asri. Malang juga dijuluki Parijs van Oost-Java, karena keindahan kotanya bagaikan kota "Paris" di timur Pulau Jawa. Selain itu, Malang juga mendapat julukan Zwitserland van Javakarena keindahan kotanya yang dikelilingi pegunungan serta tata kotanya yang rapi, menyamai negara Swiss di Eropa. Malang juga berangsur-angsur dikenal sebagai kota belanja, karena banyaknya mall dan factory outlet yang bertebaran di kota ini. Hal inilah yang menjadikan kota Malang dikenal luas memiliki keunikan, yakni karena kemiripannya dengan Kota Bandung di Provinsi Jawa Barat, di antaranya dari segi geografis, julukan, dan perkembangan kotanya.[2]
Sampai sekarang ini, baru diperoleh beberapa hipotesa untuk mengungkap asal usul nama Malang. Hipotesa pertama menyebutkan bahwa kata Malang ini berasal dari nama Batara Malangkucecwara yang tertulis di dalam Piagam Kedu (tahun 907) dan Piagam Singhasari (tahun 908). Malangkucecwara sendiri terdiri atas tiga kata, yakni Mala yang bermakna segala sesuatu yang kotor, kecurangan, kepalsuan, atau bathil, lalu Angkuca yang berarti menghancurkan atau membinasakan, terakhir Icawara yang bermakna Tuhan. Sehingga Malangkucecwara dapat diartikan menjadi "Tuhan Menghancurkan yang Bathil".
Hipotesa lain diambil dari pengamatan sebuah prasasti tembaga yang ditemukan akhir tahun 1974 di perkebunan Bantaran, Wlingi, yakni di sebelah barat daya kota Malang. Dalam prasasti tersebut terdapat tulisan,"...aning sakrid Malang-akalihan wacid lawan macu pasabhanira dyah Limpa Makanagran I..." yang berarti,"...di sebelah timur tempat berburu sekitar Malang bersama wacid dan mancu, persawahan Dyah Limpa yaitu...". Dari bunyi tersebut kemudian ditarik kesimpulan bahwa Malang merupakan suatu tempat di sebelah timur dari beberapa tempat yang disebutkan dalam prasasti itu. Ini menandakan bahwa pemakaian nama Malang ternyata sudah ada paling tidak sejak abad 12 Masehi.
Kisah lain menyebutkan bahwa nama Malang berasal dari kata "Membantah" atau "Menghalang-halangi" yang dalam bahasa Jawa berarti "Malang". Kata tersebut diambil dari sebuah kisah sejarah dimana Sunan Mataram yang berniat meluaskan pengaruhnya ke Jawa Timur dan menduduki daerah Malang mendapat perlawanan perang hebat dari penduduk setempat. Oleh sebab itu, Sunan Mataram menganggap bahwa rakyat daerah ini "menghalang-halangi" keinginannya. Sejak itulah daerah ini dinamakan Malang.
Adapula sumber yang menyatakan bahwa sebelum 1964, dalam lambang kota Malang terdapat tulisan yang berbunyi, "Malang nominor, sursum moveor". Kalimat tersebut jika diterjemahkan akan bermakna,"Malang namaku, maju tujuanku". Kala itu pada 1 April 1964, ketika Malang tengah merayakan ulang tahunnya yang ke-50, kalimat tersebut kemudian dirubah menjadi "Malangkucecwara". Semboyan tersebut diusulkan oleh almarhum Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjaraka, karena kata tersebut memiliki hubungan yang sangat erat dengan asal usul kota Malang pada masa Ken Arok sekitar 7 abad silam, yang mana telah menjadi nama dari tempat di sekitar atau dekat cadi bernama Malangkucecwara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar